JAKARTA— Perwakilan petani aren dari Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, yang juga merupakan penyintas bencana pergerakan tanah pada Desember 2024, turut berpartisipasi dalam Emergency Disaster, Reduction & Rescue Expo (EDRR) di Hall A JIExpo Kemayoran, Jakarta, 13–15 Agustus 2025.
Salah satu peserta, Baihaki atau akrab disapa Ubay, menyampaikan bahwa masyarakat terdampak masih terus melakukan perbaikan atas kerusakan rumah, lahan, dan kebun. Ia menekankan pentingnya pohon aren sebagai penyelamat lingkungan, bukan sekadar komoditas ekonomi.
“Pohon aren terbukti mampu menjaga tanah dan air. Sudah saatnya kita melihatnya sebagai pelindung alam, bukan hanya sumber gula,” ujar Ubay, Kamis (14/8).
Camat Cisolok, Drs. Jenal Abidin, M.AP, menyebut keikutsertaan dalam pameran ini sebagai langkah strategis membangkitkan ekonomi warga penyintas. Ia mengajak pelaku usaha lokal, termasuk produsen kopi dan gula aren, untuk tampil di panggung nasional.
“Kami menggandeng PT MAI yang aktif mendukung petani aren. Pohon aren menjadi bagian penting dalam pemulihan lingkungan dan ekonomi,” jelas Jenal.
Direktur PT MAI, Iis Letty Jumiati, menegaskan bahwa bisnis gula aren yang mereka jalankan bukan semata soal keuntungan, melainkan komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat desa.
“Nira aren kini diolah menjadi gula bubuk, cair, bahkan tablet. Produk ini digemari pasar dalam dan luar negeri, membuktikan pentingnya menjaga pohon asli Indonesia,” ujarnya.
Pohon aren ( Arenga pinnata) dikenal memiliki akar kuat yang mampu mencegah erosi dan menjaga ketersediaan air tanah. Di wilayah rawan bencana seperti Cisolok, aren menjadi benteng alami yang menyelamatkan lanskap dari kerusakan lebih parah.
Dalam pameran EDRR 2025, warga binaan PT MAI membawa produk inovatif seperti gula aren tablet, sebagai simbol ketahanan dan kreativitas pasca-bencana. Pameran ini diselenggarakan oleh PT Amara Tujuh Perjuangan bersama mitra internasional, serta didukung penuh oleh Kemenko PMK sebagai co-host.
Turut hadir Anne Hermadianne Adnandi dari BPBD Provinsi Jawa Barat, yang menyatakan dukungan terhadap masyarakat penyintas dan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam pemulihan pascabencana.(*)