JABARNEWS – Marak beredar fenomena pengibaran fenomena One Piece (Jolly Roger) yang tengah mewarnai bumi pertiwi. Jolly Roger bergambarkan tengkorak tersenyum dan topi jerami. Dalam konteks One Piece, bendera Jolly Roger yang dikibarkan oleh Luffy dan kru bajak laut topi jerami adalah simbol perlawanan terhadap pemerintahan dunia.
Luffy merasa geram dengan pemerintahan dunia karena peraturan yang semakin gila, banyak kebohongan, penindasan, dan berkembang suburnya penjabat koruptor.
Menyikapi fenomena yang tengah tren menjelang HUT RI ke 80, menyita perhatian publik. Banyak yang sepakat bahwa cerita fiksi di One Piece sangat relate dengan kondisi di bumi pertiwi sekarang. Mulai dari kebijakan yang problematik, sampai beragam tindak kriminal yang menggurita. (Tempo.co, 6/8/2025)
Ironis, bumi pertiwi menuju 80 tahun merdeka namun rakyat disuguhkan dengan beragam kebijakan yang bikin geleng-geleng. Belum bisa lupa dari data yang disampaikan Ketua Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana, bahwa nominal hasil dari korupsi sepanjang tahun 2024 sebesar Rp984 triliun. PPATK mengklaim transaksi tersebut didapati dari awal Januari sampai akhir Desember 2024. (Kompas.com, 24/4/2025)
Berdamai dengan aktualitas terasa masih sesak, lebih lagi rakyat dibikin terkejut dengan rentetan kebijakan pemerintah yang terkesan zalim. Misalnya, kesepakatan tarif impor antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS), kesepakatan transfer data pribadi RI ke AS, pemerintah wajibkan platform e-commerce dikenakan pajak penjualan, rekening yang nganggur tiga bulan akan berstatus dormant account alias diblokir, setiap transaksi wajib gunakan Payment ID, dan lain sebagainya.