SUKABUMI — Tragedi meninggalnya balita Raya (3), warga Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, terus memicu sorotan tajam. Kali ini, kritik datang dari Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi Fraksi PPP, Andri Hidayana, yang menyesalkan kematian anak di wilayah yang disebut sebagai “ring satu” perusahaan besar.
“Ini sangat kita sayangkan. Kejadian ini lahir di ring satu perusahaan besar. Seharusnya keberadaan mereka membawa manfaat nyata bagi masyarakat sekitar, terutama dalam hal kesejahteraan dan kesehatan,” tegas Andri, Rabu (20/8).
Andri yang juga Wakil Ketua Komisi I DPRD menyoroti minimnya kontribusi sosial perusahaan melalui program CSR. Ia mempertanyakan apakah bantuan dan dukungan benar-benar dirasakan masyarakat atau hanya formalitas belaka.
“Ada dana bagi hasil, ada CSR yang sifatnya wajib. Tapi apakah manfaatnya benar-benar sampai ke warga? Ini harus dijawab,” ujarnya.
Lebih jauh, Andri mengungkapkan bahwa dana desa dan anggaran kesehatan di Kabupaten Sukabumi tergolong besar, namun penyerapannya tidak maksimal. Ia menyebut Silpa (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) bisa mencapai Rp80 hingga Rp100 miliar setiap tahun.
“Miris, anggaran tersedia, tenaga kesehatan ada, tapi masih ada anak yang luput dari perhatian hingga meninggal karena cacingan. Ini tamparan keras,” imbuhnya.