SUKABUMI — Sebanyak 70 Kepala Keluarga (KK) di Desa Cibentang, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, masih hidup di rumah tidak layak huni (Rutilahu). Kondisi bangunan yang rapuh, berdinding kayu lapuk, dan atap bocor menjadi ancaman serius, terutama saat musim hujan.
Kepala Desa Cibentang, Empung Kurniawan, menyebut rumah-rumah tersebut berukuran sempit, antara 4×4 hingga 4×6 meter, dan dihuni lebih dari satu keluarga. Dalam satu rumah, bisa tinggal lima hingga enam jiwa dengan ventilasi minim dan dinding berlubang.
“Hasil pendataan kami, ada sekitar 70 rumah masuk kategori Rutilahu. Kondisinya sangat memprihatinkan,” ujar Empung, Selasa (19/8).
Meski sudah bertahun-tahun mengajukan bantuan, realisasi dari pemerintah kabupaten sangat terbatas. Menurut Empung, setiap tahun hanya satu hingga dua rumah yang mendapat bantuan dari Dinas Perkim.
Rutilahu tersebar di tiga dusun: Gunungguruh, Bojong Duren, dan Limusnunggal. Mayoritas warga bekerja sebagai tukang mebel, namun lesunya permintaan membuat mereka kesulitan memperbaiki rumah secara mandiri.
“Harga jual mebel sangat rendah. Mereka hanya bisa tambal sulam seadanya agar rumah tak roboh,” jelasnya.
Pemerintah desa telah mengajukan bantuan ke berbagai instansi, termasuk Dinas Sosial dan BAZNAS, namun sejauh ini baru bantuan pembangunan WC yang terealisasi.
“Kami harap ada solusi cepat. Ini bukan sekadar soal pembangunan, tapi soal kemanusiaan dan keselamatan,” tegas Empung.(den/d)