CIREBON, iNews.id – Ratusan warga memadati halaman Keraton Kasepuhan Cirebon untuk mengikuti tradisi curak sedekah atau tawurji dalam rangka memperingati Rebo Wekasan, Rabu (20/8/2025).
Tradisi ini dilaksanakan setiap tahun pada Rabu terakhir bulan Safar dalam penanggalan Hijriah yang diyakini masyarakat sebagai momentum meraih keberkahan sekaligus menolak bala.
Baca Juga
Rebo Wekasan 2025 Jatuh Tanggal Berapa? Ini Amalan dan Doa Tolak Bala
Dalam acara tersebut, Patih Sepuh Keraton Kasepuhan, Pangeran Raja Goemelar Soeryadiningrat, bersama keluarga besar Keraton Kasepuhan, membagikan uang kertas, koin, hingga permen kepada masyarakat.
Warga yang sudah menunggu sejak siang hari pun antusias berebut saweran, meski harus berdesak-desakan. “Alhamdulillah cuma dapat Rp5.000. Bagi saya tidak masalah saling dorong karena ini sudah jadi tradisi. Uangnya saya pakai buat jajan, sisanya disimpan sebagai jimat,” ujar Jana, warga Pulasaren, Kota Cirebon, yang ikut berebut uang curak.

Baca Juga
Tradisi Rebo Wekasan Berasal dari Daerah Mana? Ini Asal Usul dan Pencetusnya
Sebelum prosesi curak dimulai, keluarga besar Keraton terlebih dahulu menggelar doa bersama di Langgar Alit. Setelah itu, barulah sedekah ditaburkan kepada masyarakat.
Patih Sepuh Keraton Kasepuhan, Pangeran Raja Goemelar Soeryadiningrat, menjelaskan bahwa tradisi Rebo Wekasan memiliki dua keutamaan penting.
“Pertama, sebagai momentum bersedekah kepada sesama. Kedua, sebagai ajang silaturahmi antara keluarga besar Keraton Kasepuhan dengan masyarakat,” ujarnya.
Editor: Kastolani Marzuki