JAKARTA — Danone Indonesia diduga menghapus pernyataan resmi di situs webnya terkait kerja sama bisnis dengan perusahaan asal Israel. Penelusuran forensik digital menunjukkan penghapusan tersebut terjadi antara 25 Juli hingga 5 Agustus 2025, menyusul sorotan media atas kontradiksi informasi yang sebelumnya ditampilkan.
Pada 20 Mei 2025, laman resmi Danone Indonesia sempat mencantumkan keterangan yang menyatakan tidak memiliki hubungan dengan Israel, namun di saat yang sama mengakui kolaborasi dengan startup Israel di sektor susu dan teknologi pangan.
Pengamat ekonomi syariah, Mohamad Mujibur Rohman, menyebut penghapusan tersebut sebagai bentuk kesadaran perusahaan atas kontradiksi yang terjadi. Ia menegaskan bahwa kerja sama Danone dengan Wilk, startup asal Israel, dan Strauss Group, perusahaan pangan besar yang terdaftar di bursa saham Tel Aviv, merupakan bentuk aliansi strategis yang berdampak signifikan terhadap ekonomi Israel.
Strauss Group diketahui memiliki kapitalisasi pasar sekitar US$ 3 miliar, dengan Danone memegang 20 persen saham. Kontribusi Danone terhadap ekonomi Israel diperkirakan mencapai US$ 600 juta. “Ini bukan sekadar bisnis biasa, tetapi aliansi strategis yang menguatkan ekonomi Israel,” ujar Mujibur.
Ia juga membandingkan kontribusi Danone dengan investasi Dana Pensiun Norwegia (GPFG) yang pernah dikritik oleh Pelapor Khusus PBB untuk Palestina, Francesca Albanese. Menurutnya, jika GPFG mendapat kritik, maka Danone layak mendapat sorotan serupa, bahkan lebih keras.
Mujibur membeberkan tiga langkah yang diduga dilakukan Danone untuk meredam isu ini: mengubah pernyataan resmi pada akhir Juli, memperoleh dukungan dari forum ulama di Cirebon pada 8 Agustus, dan mempublikasikan dukungan tersebut di media pada 10 Agustus. Ia menduga para ulama tidak mendapat informasi lengkap terkait kontradiksi pernyataan Danone.
“Kalau para kiai tahu semua informasinya, mungkin keputusannya akan berbeda,” tambahnya.
Dalam kerangka analisis PBB, kerja sama seperti ini disebut sebagai “keterkaitan struktural” yang mencakup transfer teknologi, integrasi operasional, dan komitmen jangka panjang. Temuan ini, menurut Mujibur, menunjukkan bahwa klaim Danone tidak memiliki hubungan dengan Israel tidak sepenuhnya akurat.
Sementara itu, Danone Indonesia sebelumnya telah membantah memiliki afiliasi politik dan menyatakan mendukung kemerdekaan Palestina. Perusahaan juga mengklaim tidak memiliki kantor atau fasilitas produksi di Israel. (*)